Showing posts with label Renungan. Show all posts
Showing posts with label Renungan. Show all posts

Cintailah Allah Sepenuh Hati


KITA sering mendengar istilah cinta. Malah, kita pun banyak kali bercinta. Cinta ada kuasa dan kuasa atau kekuatan cinta sebenarnya bukan sekadar yang dilihat dalam filem, tetapi cinta mesti dihayati dan memerlukan pengorbanan.

Jika kita bercerita mengenai cinta, kita perlu ada satu persamaan. Ibarat memutar satu lagu di radio, lagu yang diputar biarlah melalui frekuensi yang betul. Maknanya “get the same channel.”


Gelombang yang betul baru dapat mendengar suara yang betul. Jadi, cinta sejati ialah cinta yang “online” (berhubung langsung) antara sebut dan buat.

Apabila memperkatakan cinta, perlu ada kejujuran dan pengorbanan. Cinta ialah memberi dan bukannya mendapat.

Cinta bukannya “apa yang saya dapat dari awak” tetapi cinta ialah “apa yang saya boleh lakukan untuk awak.” Jika mahu orang mencintai kita, kitalah mesti mencintai orang itu terlebih dulu.

Apa itu cinta? Cinta jika diperhatikan pada perkataan Inggeris “love” membawa makna “loyal to the principal” iaitu orang bercinta mesti ada ciri ketaatan pada prinsip.

Jika seorang pekerja yang cinta pada syarikat, mesti ikut prinsip syarikat, jangan langgar peraturan, barulah dinamakan cinta.

Cinta pada keluarga, tunai tanggungjawab pada keluarga. Orang tidak akan menggadai maruah negara dengan rasuah dan pelbagai penipuan jika betul cinta pada negara.

“O” maknanya “obey hot feeling” iaitu buat tanpa berbelah bahagi. Dalam Islam menganjurkan kepatuhan “kami dengar dan kami taat.” Taat bukan saja di akal tetapi di hati yang paling dalam.

“V” ialah “victory”. Orang bercinta mesti memenangkan orang yang dicintai. Jika cinta pada negara, menangkan negara, cinta pada keluarga utamakan keluarga, cinta pada syarikat utamakan syarikat dan cinta pada agama utamakan Allah.

Orang suka pada jenama. Pakaian berjenama, kasut berjenama, sehingga sanggup bayar harga yang mahal untuk jenama berkenaan.

Jika cinta pada Allah biarlah berorientasikan Allah. Maknanya utamakan Allah. Jika makan cari yang halal, jika berpakaian biar menutup aurat. Tetapi kadang-kadang kasut berjenama tetapi solat tidak berjenama.

“E” ialah “enlightment” iaitu sejajar. Jadi, jika orang bercinta biarlah sejajar sehingga tidak boleh dipisahkan lagi. Itu namanya sehati sejiwa.

Kita bersama dengan yang dicintai, tidak boleh dipisahkan lagi seperti air kopi, sebati tidak boleh dipisahkan antara air, gula dan kopi, sebab sudah sebati.

Begitu juga air yang masin. Air dan garam tidak boleh dipisahkan. Jadi, cinta pada Allah juga biarlah sebati dengan jiwa, darah dan daging. Begitu juga cinta pada al-Quran, negara, kerjaya dan keluarga kena sebati.

Jika kita ingati, ketika Aisyah r.a ditanya orang mengenai perangai Rasulullah s.a.w, jawab Aisyah perangai Rasulullah ialah al-Quran. Maksudnya Rasulullah dan al-Quran tidak boleh dipisahkan.

Bilal bin Rabah apabila ditindih dengan batu besar atas dirinya, kalimah “ahad-ahad” (esa) yang keluar daripada mulutnya ialah lambang cinta pada Allah.

Orang -Orang Yang Dilindungi Allah

Nabi saw telah bersabda, ”Ada tujuh kelompok yang akan mendapat perlindungan Allah pada hari yang tiada perlindungan kecuali perlindungan-Nya. Mereka adalah pemimpin yang adil, anak muda yang senantiasa beribadah kepada Allah Azza wa Jalla, seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan mesjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah, seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah”, seseorang yang mengeluarkan shadaqah lantas di-sembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya, dan seseorang yang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi kemudian ia mencucurkan air mata”. (H.R.Bukhary – Muslim)

Hadits ini menjelaskan bahwa pada hari kiamat ada tujuh tipe atau golongan manusia yang akan mendapatkan perlindungan Allah swt., yaitu:

Pemimpin Yang Adil
Menjadi pemimpin yang adil itu tidaklah mudah, butuh pengorbanan pikiran, perasaan, harta, bahkan jiwa. Dalam ajaran Islam, kepemimpinan bukanlah fasilitas namun amanah. Kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai fasilitas, kemungkinan besar kita akan memanfaatkan kepemimpinan itu sebagai sarana memperkaya diri tanpa menghiraukan aspek halal atau aharam. Sebaliknya, kalau kita menganggap kepemimpinan atau jabatan itu sebagai amanah, kita akan melaksanakan kepemimpinan itu dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab. Nah, untuk melaksanakan kepemimpinan dengan cara yang amanah itu tidaklah mudah,. Karena itu logis kalau kita menjadi pemimpin yang adil, Allah akan memberi perlindungan di akhirat kelak.

Anak muda yang saleh
Masa muda adalah masa keemasan karena kondisi fisik masih prima. Namun diakui bahwa ujian pada masa muda itu sangat beragam dan dahsyat. Oleh sebab itu, apabila ada anak muda yang mampu melewati masa keemasannya dengan taqarrub (mendekatkan) diri kepada-Nya, menjauhkan diri dari berbagai kemaksiatan, serta mampu mengendalikan nafsu syahwatnya, Allah akan memberikan perlindungan-Nya pada hari kiamat. Ini merupakan imbalan dan penghargaan yang Allah berikan kepada anak-anak muda yang saleh.

Orang Yang Hatinya Terikat Pada Masjid
Kalimat “seseorang yang hatinya senantiasa dipertautkan dengan masjid” seperti yang disebutkan hadits di atas, paling tidak menunjukkan dua pengertian. Pengertian pertama, orang-orang yang kapan dan di manapun berada selalu ingin memakmurkan tempat ibadah. Pengertian kedua, orang-orang yang tidak pernah melalaikan ibadah di tengah kesibukan apapun yang dijalaninya.

Bersahabat karena Allah
Poin ini terambil dari kalimat “dua orang yang saling mencintai karena Allah, yakni keduanya berkumpul dan berpisah karena Allah”. Bersahabat karena Allah swt. maksudnya kita mencintai seseorang atau membencinya bukan karena faktor harta, kedudukan, atau hal-hal lain yang bersifat material, namun murni semata-mata karena Allah swt. Kalau sahabat kita berbuat baik, kita mendukungnya, dan kalau berbuat salah kita mengingatkannya, bahkan kita berani meninggalkannya kalau sekiranya sahabat tersebut akan menjerumuskan kita pada gelimang dosa dan maksiat. Inilah yang dimaksud dengan persahabatan karena Allah.

Mampu Menghadapi Godaan Lawan Jenis
“Seorang laki-laki yang ketika dirayu oleh seorang wanita bangsawan lagi rupawan lalu ia menjawab: “Sungguh aku takut kepada Allah.” Kalimat ini menggambarkan bahwa kalau kita mampu menghadapi godaan syahwat dari lawan jenis, maka kita akan mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat. Di sini digambarkan seorang laki-laki yang digoda wanita bangsawan nan rupawan tapi dia menolak ajakannya bukan karena tidak selera kepada wanita itu, namun karena takut kepada Allah. Jadi, rasa takut kepada Allahlah yang menjadi benteng laki-laki tersebut, sehingga tidak terjerembab pada perbuatan maksiat. Karena itu Allah memberikan penghargaan pada hari kiamat dengan memberikan pertolongan-Nya. Di sini diumpamakan laki-laki yang digoda wanita, namun sangat mungkin wanita pun digoda laki-laki.

Ihklas Dalam Beramal
“Seseorang yang mengeluarkan sedekah lantas disembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diperbuat tangan kanannya.” Ini gambaran keihlasan dalam beramal. Saking ihklasnya dalam beramal sampai-sampai tangan kiri pun tidak tahu apa yang diinfakkan atau disumbangkan oleh tangan kanannya. Pertanyaannya, bolehkah kita bersedekah sambil diketahui orang lain, bahkan nama kita dipampang di koran?

Boleh saja, asalkan benar-benar kita niatkan karena Allah swt., bukan karena cari popularitas. Perhatikan ayat berikut, ” Jika kamu menampakkan sedekahmu, maka itu baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikannya itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. Al-Baqarah 2: 271)

Zikir Kepada Allah Dengan Khusyu’
“Seseorang berzikir kepada Allah di tempat yang sunyi, kemudian ia mencucurkan air mata.”

Zikir artinya mengingat Allah. Kalau seseorang berdo’a dengan khusyu hingga tak terasa air mata menetes karena sangat nikmat berzikir dan munajat kepada-Nya, maka Allah akan memberikan pertolongan kepadanya pada hari kiamat kelak.

Ujian Allah



Semua manusia akan menghadapai pelbagai ujian dan dugaan. Namun semua ini bukan penghalang untuk kita kelihatan senyum dan ceria. Sebaliknya,dengan senyuman dan kecerian kita akan mampu untuk menghadapi ujian hidup.Biasalah jika susah hati atau ditimpa masalah dan musibah ada yg menanggis.Dalam situasi anda tidak akan dapat berfikir dengan rasional dalam situasi yg tidak tenang.

Paling penting,anda perlu menyediakan diri anda untuk menghadapi dan menyelesaikannya, juga tidak akan selesai jika anda melarikan diri.Masalah akan selesai jika kita berusaha.Memang susah! memang payah! Ada tikanya perit dan mengecewakan malah melukakan.Tapi bila anda menerima setiap yg berlaku didalam hidup anda sebagai ujian,anda akan tetap boleh kekal senyum menerima dengan redha.

Inilah panduan:

1-Kenapa aku diuji?
Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan, "sedangkan mereka diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang2 yang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH mengetahui orang2 yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang yang dusta.
....Surah Al-Ankabut ayat 2-3

2-Kenapa aku tak dapat apa yang aku idam-idamkan?
" Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagi mu,dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui sedang kamu tidak mengetahui,"
.....Surah Al-Baqarah ayat 216

3-Kenapa ujian seberat ini?
" ALLAH tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya,"
.....Surah Al-Baqarah ayat 286

4-Kenapa rasa kecewa?
" Jangan kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjat-darjatnya, jika kamu orang-orang yang beriman,"
.....Surah Al-Imran ayat 139

5-Bagaimana harus aku menghadapinya?
"Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu ( menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan), dan kuatkan kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh, di medan perjuangan ),dan bersedialah ( dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan)serta bertaqwalah kamu kepada ALLAH supaya, kamu berjaya ( mencapai kemenangan)."
.....Surah Al-Imran ayat 200

6-Apa yang aku dapat daripada semua ini?
"Sesungguhnya ALLAH telah membeli daripada orang-orang mukmin,diri,harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka......
....Surah At-Taubah ayat 111

7-Kepada siapa aku berharap?
"Cukuplah ALLAH bagiku, tidak ada Tuhan selain daripada-Nya.Hanya kepada-Nya aku bertawakal."
.....Surah At-Taubah ayat 129

8-Aku dah tak dapat bertahan lagi!!!
".....dan janganlah kamu berputus asa daripada rahmat ALLAH. Sesungguhnya tiada berputus asa daripada rahmat ALLAH melainkan kaum yang kafir."
.....Surah Yusuf ayat 12

11 Golongan Manusia yang didoa Malaikat


PERCAYA kepada malaikat adalah antara rukun iman.. Ada malaikat yang ditugaskan berdoa kepada makhluk manusia dan sudah tentu seseorang yang didoakan malaikat mendapat keistimewaan. Dalam hidup, kita sangat memerlukan bantuan rohani dalam menghadapi ujian yang kian mencabar.. Bantuan dan sokongan malaikat sangat diperlukan.

Kali ini penulis ingin menyenaraikan antara jenis manusia yang akan menerima doa malaikat. Ketika itulah sewaktu kita menghadapi masalah, kerumitan, keperluan dan bimbingan, bukan saja kita perlukan kekuatan doa dari lidah, tetapi juga sokongan malaikat.

Antara orang yang mendapat doa malaikat ialah:

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci.


Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: "Sesiapa yang tidur dalam keadaan suci, malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa: "Ya Allah, ampunilah hamba-Mu si fulan kerana tidur dalam keadaan suci."


2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu solat.

Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya: "Tidaklah salah seorang antara kalian yang duduk menunggu solat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali kalangan malaikat akan mendoakannya: 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia.'"


3. Orang yang berada di saf depan solat berjemaah.

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: "Sesungguhnya Allah dan kalangan malaikat-Nya berselawat ke atas (orang) yang berada pada saf depan."


4. Orang yang menyambung saf pada solat berjemaah (tidak membiarkan kekosongan di dalam saf).

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: "Sesungguhnya Allah dan kalangan malaikat selalu berselawat kepada orang yang menyambung saf."


5. Kalangan malaikat mengucapkan 'amin' ketika seorang imam selesai membaca al-Fatihah.

Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya: "Jika seorang imam membaca...(ayat terakhir al-Fatihah sehingga selesai), ucapkanlah oleh kamu 'aamiin' kerana sesiapa yang ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, dia akan diampuni dosanya yang lalu."


6. Orang yang duduk di tempat solatnya selepas melakukan solat.

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: "Kalangan malaikat akan selalu berselawat kepada satu antara kalian selama ia ada di dalam tempat solat, di mana ia melakukan solat.."


7. Orang yang melakukan solat Subuh dan Asar secara berjemaah.

Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya: "Kalangan malaikat berkumpul pada saat solat Subuh lalu malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga Subuh) naik (ke langit) dan malaikat pada siang hari tetap tinggal.

"Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu solat Asar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga solat Asar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal lalu Allah bertanya kepada mereka: "Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?"

Mereka menjawab: 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan solat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan solat, ampunilah mereka pada hari kiamat.'"


8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa pengetahuan orang yang didoakan.

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: "Doa seorang Muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa pengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, malaikat itu berkata 'aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.'"


9. Orang yang membelanjakan harta (infak).

Rasulullah s.a.w bersabda, maksudnya: "Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali dua malaikat turun kepadanya, satu antara kedua-duanya berkata: 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak...' "


10. Orang yang sedang makan sahur.

Rasulullah s.a.w bersabda maksudnya: "Sesungguhnya Allah dan kalangan malaikat-Nya berselawat kepada orang yang sedang makan sahur."


11. Orang yang sedang menjenguk (melawat) orang sakit.

Rasulullah s.a..w bersabda, maksudnya: "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70,000 malaikat untuknya yang akan berselawat kepadanya di waktu siang hingga petang dan di waktu malam hingga Subuh."


Itulah antara mereka yang mendapat doa malaikat. WAllahu'alam.Semoga kita termasuk dan tersenarai sama. InsyaAllah

Kematian Hati kita


Niat ikhlas itu akan diberi pahala. Hati perlu dijaga dan dipelihara dengan baik agar tidak rosak, sakit, buta, keras dan lebih-lebih lagi tidak mati. Sekiranya berlaku pada hati keadaan seperti ini, kesannya membabitkan seluruh anggota tubuh manusia. Akibatnya, akan lahir penyakit masyarakat berpunca daripada hati yang sudah rosak itu.

Justeru, hati menjadi amanah yang wajib dijaga sebagaimana kita diamanahkan menjaga mata, telinga, mulut, kaki, tangan dan sebagainya daripada berbuat dosa dan maksiat.

Hati yang hitam ialah hati yang menjadi gelap kerana bergelumang dengan dosa. Setiap dosa yang dilakukan tanpa bertaubat akan menyebabkan satu titik hitam pada hati. Itu baru satu dosa. Bayangkan bagaimana kalau 10 dosa? 100 dosa? 1,000 dosa? Alangkah hitam dan kotornya hati ketika itu.

Perkara ini jelas digambarkan melalui hadis Rasulullah yang bermaksud: “Sesiapa yang melakukan satu dosa, maka akan tumbuh pada hatinya setitik hitam, sekiranya dia bertaubat akan terkikislah titik hitam itu daripada hatinya. Jika dia tidak bertaubat maka titik hitam itu akan terus merebak hingga seluruh hatinya menjadi hitam.” (Hadis riwayat Ibn Majah)

Hadis ini selari dengan firman Allah bermaksud: “Sebenarnya ayat-ayat Kami tidak ada cacatnya, bahkan mata hati mereka sudah diselaputi kotoran dosa dengan sebab perbuatan kufur dan maksiat yang mereka kerjakan.” (Surah al-Muthaffifiin, ayat 14)

Hati yang kotor dan hitam akan menjadi keras. Apabila hati keras, kemanisan dan kelazatan beribadat tidak dapat dirasakan. Ia akan menjadi penghalang kepada masuknya nur iman dan ilmu. Belajar sebanyak mana pun ilmu yang bermanfaat atau ilmu yang boleh memandu kita, namun ilmu itu tidak masuk ke dalam hati, kalau pun kita faham, tidak ada daya dan kekuatan untuk mengamalkannya.

Dalam hal ini Allah berfirman yang bermaksud: “Kemudian selepas itu, hati kamu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Pada hal antara batu-batu itu ada yang terpancar dan mengalir sungai daripadanya dan ada pula antaranya yang pecah-pecah terbelah lalu keluar mata air daripadanya. Dan ada juga antaranya yang jatuh ke bawah kerana takut kepada Allah sedang Allah tidak sekali-kali lalai daripada apa yang kamu kerjakan.” (Surah al-Baqarah ayat 74)

Begitulah Allah mendatangkan contoh dan menerangkan batu yang keras itu pun ada kalanya boleh mengalirkan air dan boleh terpecah kerana amat takutkan Allah. Oleh itu, apakah hati manusia lebih keras daripada batu hingga tidak boleh menerima petunjuk dan hidayah daripada Allah.

Perkara paling membimbangkan ialah apabila hati mati akan berlaku kemusnahan amat besar terhadap manusia. Matinya hati adalah bencana dan malapetaka besar yang bakal menghitamkan seluruh kehidupan. Inilah akibatnya apabila kita lalai dan cuai mengubati dan membersihkan hati. Kegagalan kita menghidupkan hati akan dipertanggungjawabkan Allah pada hari akhirat kelak.

Kenapa hati mati? Hati mati disebabkan perkara berikut:

* Hati mati kerana tidak berfungsi mengikut perintah Allah iaitu tidak mengambil iktibar dan pengajaran daripada didikan dan ujian Allah.

Allah berfirman bermaksud: “Maka kecelakaan besarlah bagi orang yang keras membatu hatinya daripada menerima peringatan yang diberi oleh Allah. Mereka yang demikian keadaannya adalah dalam kesesatan yang nyata.” (Surah al-Zumar ayat 22)

* Hati juga mati jika tidak diberikan makanan dan santapan rohani dengan sewajarnya. Kalau tubuh badan boleh mati kerana tuannya tidak makan dan tidak minum, begitu juga hati.

Apabila ia tidak diberikan santapan dan tidak diubati, ia bukan saja akan sakit dan buta, malah akan mati akhirnya. Santapan rohani yang dimaksudkan itu ialah zikrullah dan muhasabah diri.

Oleh itu, jaga dan peliharalah hati dengan sebaik-baiknya supaya tidak menjadi kotor, hitam, keras, sakit, buta dan mati. Gilap dan bersihkannya dengan cara banyak mengingati Allah (berzikir).

Firman Allah bermaksud: “Iaitu orang yang beriman dan tenteram hati mereka dengan mengingati Allah. Ketahuilah! Dengan mengingati Allah itu tenang tenteramlah hati manusia.” (Surah al-Ra’d ayat 28)

Firman-Nya lagi bermaksud: “Hari yang padanya harta benda dan anak-anak tidak dapat memberikan sebarang pertolongan, kecuali harta benda dan anak-anak orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang selamat sejahtera daripada syirik dan munafik.” (Surah al-Syura ayat 88-89)

Tanda-tanda hati mati

Menurut Syeikh Ibrahim Adham, antara sebab atau tanda-tanda hati mati ialah:

1. Mengaku kenal Allah SWT, tetapi tidak menunaikan hak-hak-Nya.

2. Mengaku cinta kepada Rasulullah s.a.w., tetapi mengabaikan sunnah baginda.

3. Membaca al-Quran, tetapi tidak beramal dengan hukum-hukum di dalamnya.

4. Memakan nikmat-nikmat Allah SWT, tetapi tidak mensyukuri atas pemberian-Nya.

5. Mengaku syaitan itu musuh, tetapi tidak berjuang menentangnya.

6. Mengaku adanya nikmat syurga, tetapi tidak beramal untuk mendapatkannya.

7. Mengaku adanya seksa neraka, tetapi tidak berusaha untuk menjauhinya.

8. Mengaku kematian pasti tiba bagi setiap jiwa, tetapi masih tidak bersedia untuknya.

9. Menyibukkan diri membuka keaiban orang lain, tetapi lupa akan keaiban diri sendiri.

10. Menghantar dan menguburkan jenazah/mayat saudara se-Islam, tetapi tidak mengambil pengajaran daripadanya. Semoga dengan panduan yang di sampaikan itu akan dapat kita sama-sama mengambil iktibar semoga segala apa yang kita kerjakan akan diredai Allah SWT.

Menurut Sheikh Ibni Athoillah Iskandari dalam kalam hikmahnya yang berikutnya;

Sebahagian daripada tanda mati hati itu ialah jika tidak merasa dukacita kerana tertinggal sesuatu amal perbuatan kebajikan juga tidak menyesal jika terjadi berbuat sesuatu pelanggaran dosa.


Mati hati itu adalah kerana tiga perkara iaitu;

* Hubbul dunia (kasihkan dunia)

* Lalai daripada zikirullah (mengingati Allah)

* Membanyakkan makan dan menjatuhkan anggota badan kepada maksiat kepada Allah.

Hidup hati itu kerana tiga perkara iaitu;

* Zuhud dengan dunia

* Zikrullah

* Bergaul atau berkawan dengan aulia Allah.



Nasihat Luqman Al Hakim kepada anaknya

01 - Hai anakku: ketahuilah, sesungguhnya dunia ini bagaikan lautan yang dalam, banyak manusia yang karam ke dalamnya. Bila engkau ingin selamat, agar jangan karam, layarilah lautan itu dengan SAMPAN yang bernama TAKWA, ISInya ialah IMAN dan LAYARnya adalah TAWAKKAL kepada ALLAH.

02 - Orang - orang yang sentiasa menyediakan dirinya untuk menerima nasihat, maka dirinya akan mendapat penjagaan dari ALLAH. Orang yang insaf dan sedar setalah menerima nasihat orang lain, dia akan sentiasa menerima kemuliaan dari ALLAH juga.

03 - Hai anakku; orang yang merasa dirinya hina dan rendah diri dalam beribadat dan taat kepada ALLAH, maka dia tawadduk kepada ALLAH, dia akan lebih dekat kepada ALLAH dan selalu berusaha menghindarkan maksiat kepada ALLAH.

04 - Hai anakku; seandainya ibubapamu marah kepadamu kerana kesilapan yang dilakukanmu, maka marahnya ibubapamu adalah bagaikan baja bagi tanam tanaman.

05 - Jauhkan dirimu dari berhutang, kerana sesungguhnya berhutang itu boleh menjadikan dirimu hina di waktu siang dan gelisah di waktu malam.

06 - Dan selalulah berharap kepada ALLAH tentang sesuatu yang menyebabkan untuk tidak menderhakai ALLAH. Takutlah kepada ALLAH dengan sebenar benar takut ( takwa ), tentulah engkau akan terlepas dari sifat berputus asa dari rahmat ALLAH.

07 - Hai anakku; seorang pendusta akan lekas hilang air mukanya kerana tidak dipercayai orang dan seorang yang telah rosak akhlaknya akan sentiasa banyak melamunkan hal hal yang tidak benar. Ketahuilah, memindahkan batu besar dari tempatnya semula itu lebih mudah daripada memberi pengertian kepada orang yang tidak mahu mengerti.

08 - Hai anakku; engkau telah merasakan betapa beratnya mengangkat batu besar dan besi yang amat berat, tetapi akan lebih lagi daripada semua itu, adalah bilamana engkau mempunyai tetangga (jiran) yang jahat.

09 - Hai anakku; janganlah engkau mengirimkan orang yang bodoh sebagai utusan. Maka bila tidak ada orang yang cerdik, sebaiknya dirimulah saja yang layak menjadi utusan.

10 - Jauhilah bersifat dusta, sebab dusta itu mudah dilakukan, bagaikan memakan daging burung, padahal sedikit sahaja berdusta itu telah memberikan akibat yang berbahaya.

Kisah Dua Malaikat

Rasulullah s.a.w. ada bersabda, katanya,
Setiap anak Adam akan dijaga oleh dua malaikat. Malaikat yang di sebelah kanan lebih berkuasa dari yang sebelah kiri.

Sekiranya seseorang anak Adam melakukan dosa maka malaikat yang di sebelah kiri akan bertanya pada malaikat di sebelah kanan katanya, "Apakah yang harus aku catit?"

Kata malaikat di sebelah kanan, "Jangan kamu catit dahulu dosanya sehingga ia melakukan 5 kesalahan."

Malaikat yang di kiri bertanya lagi,
“Kalau ia telah melakukan 5 kesalahan, apa yang harus aku catitkan?"

Jawab malaikat kanan,
"Biarkannya, sehingga ia membuat kebaikan kerana kami telah diberitahu oleh Allah s.w.t bahawa satu kebaikan akan mendapat 10 pahala. Oleh itu hapuskanlah 5 kesalahannya yang lalu sebagai tebusan dan kami masih simpankan untuknya 5 pahala lagi."

Tercenganglah syaitan mendengarkannya lalu berkata,
“Kalau macam ini sampai bilakah aku dapat merosakkan anak Adam."

Demikianlah rahmat Allah pada hambanya, kasih sayangNya melimpah ruah tiada terbatas hanya hambanya saja yang lalai dan leka dengan keseronokkan serta kemewahan dunia.

Menuju Solat Menghadap Allah


Tanda Islamnya kita ialah kita mendirikan solat lima waktu.
Tanda berimannya kita ialah dalam solat kita khusyu’ menghadapNya.
Kata Allah swt,
Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, iaitu orang-orang yang khusyu’ solatnya” (Al-Mu’minun:1-3).
Kalau orang beriman itu adalah orang yang khusyu’ solatnya, ini bererti orang yang tidak khusyu’ solatnya adalah orang yang TIDAK BERIMAN?!
Wahai diri apakah selama ini kita hanya menipu Allah yang kita sudah beriman sedang solat kita tidak menentu khusyu’nya?”
Kata Nabi saw, pahala solat belum tentu kita dapat sepenuhnya. Ia bergantung kepada kualiti solat yang kita lakukannya:
Sesungguhnya seorang lelaki apabila selesai menunaikan solat, tidak ditulis pahala untuknya melainkan sepersepuluh, sepersembilan, seperlapan, sepertujuh, sepernam, seperlima, seperempat, sepertiga atau seperdua ” (Riwayat Imam Ahmad, Abu Daud dan Ibnu Hibban dari ‘Ammar bin Yasir r.a..
Tanyalah diri ” Wahai diri, berapalah bahagian pahala yang kamu dapat setiap kali solat dan sudah berapa yang terkumpul sepanjang bertahun-tahun hidup.” Diri tidak bisa menipu lagi kerana dia tahu solat jenis apa yang dipersembahkan pada Allah selama ini.
Astaghfirullahil ‘Azhim…!!
Kata ulama’:
Khusyu’ itu tidak datang sendiri tetapi perlu diusahakan secara berterusan. Apabila dapat memilikkinya ia adalah lebih baik dari dapat memiliki seisi dunia
Kita bertanya lagi pada diri, “Wahai diri yang malang, kamu sudah bekerja keras untuk meraih ijazah. Kamu bekerja bermati-matian untuk mendapat pengiktirafan ketua pejabat. Kamu berusaha kuat untuk memiliki hati orang yang kamu cintai. Kamu bekerja keras untuk membahagiakan keluarga. Tetapikamu terlupa berusaha untuk mencari yang lebih bernilai dari seisi dunia iaitu membina khusyu’ dalam ibadah. Bukankah ia penentu kualiti hamba jenis apa kamu di mata Allah.
Berapa banyakkah kita habiskan wang untuk meraih ijazah? Berapa tahunkah kita membina kerjaya dengan pulang ke rumah hingga larut malam? Berapa ribuan jamkah waktu yang sudah kita habiskan untuk semua itu?
Bilakah kali terakhir kita berusaha secara serius membina khusyu’?
Tubna ila ALlah, wa raja’na ila ALlah, wa nadimna ‘ala ma fa’alna.
Bangunlah. Ambillah sejadah dan pakaian solat. Berbisklah padaNya,
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allllaaah……….kasihilah aku ….sayangilah aku……aku hambamu ya Allah.
Tundukkan nafsu. Langkahkan kaki dengan tawadhu’ menuju tempat wudhu’. Tumpukan fikiran kepada Allah yang menunggu kehadhiran hati kita. Biarkan roh kita yang sedang dahaga merasa bahagia di saat ini kerana ia terlepas dari himpitan nafsu. Rasakan kelembutan air menyirami jasad kita. Ia bersih dan membersihkan diri dan dosa2 kita. Air ciptaan Allah yang sangat lembut dan menyegarkan ini boleh saja menjadi ganas apabila membentuk badai. Namun dalam ganas atau lembut ia tetap tunduk dan akur kepada hukum Pencipta. Ia mungkin saja merasa bahagia diambil untuk berwudhu walaupun selepas itu ia akan mengalir dengan kotoran yang lain.
Air bertasbih, lantai batu yang kita pijak juga bertasbih. Darah kita bertasbih serentak dengan denyutan jantung tiada hentinya. Kini mulut kita sama-sama menyebut “Allah”…..maka bertasbihlah segala yang ada di sekeliling kita dalam rentak yang harmoni yang hanya dapat dirasakan oleh jiwa yang khusyu.
Dengan air wudhu yang masih menitik di badan, tangan ditadahkan dan mulut berbisik pada Tuhannya:
“Aku bersaksi bahawa tiada Tuhan selain Allah tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahawa Muhammad itu adalah hamba dan utusanNya. Allah jadikanlah aku dari kalangan orang yang banyak bertaubat dan jadikanlah aku dari kalangan orang yang menyucikan diri)”
Kita melakukannya kerana Rasullah saw. pernah bersabda
“Sesiapa yang mengambil wuduk dengan baik kemudian dia berkata,Asyhadu al laa ilaaha illAllah wahdahu laa syarikalah, wa asyhadu anna Muhammadan ‘Abdahu wa rasulluh, Allah hummaj ‘alni minat tawwaabin, waj’alni minal mutatohhiriin akan dibuka untuknya kesemua lapan pintu-pintu syurga agar dia memasukinya dari mana dia suka.
(Hadis Riwayat Al-Tarmizi(50);Sahih:Sahih Al-Tarmizi(55) dan Al-Nasai(148);Sahih:Sahih Al-Nasai(148))
Inilah langkah-langkah menuju khusyu’ dalam solat. Kita tidak tahu apakah ini adalah wudhu yang terakhir dan solat yang terakhir kerana nyawa kita ada dalam genggamanNya. Saidina Abu Bakar akan menggigil badannya di saat2 begini ketika melangkah menuju solat…kita bagaiamana pula?
Berdiri di atas sejadah penuh tawadhu’, bisikkan lagi dengan tenang,
“ALLLLAAAAHU AKBAR…….Allah, Tuhanku, Engkaulah yang Maha Besar, aku hanya insan kerdil datang menghadapkan diri padaMu, terimalah aku”
Allah itu Maha Pengasih, Maha Mendengar, Maha Mengetahui. Kalau kita datang dengan berjalan Dia akan datang dengan berlari……. Kini Dia sedang melihat dengan penuh rahmah walaupun kita tidak melihatNya. Inilah Khaleq yang tidak pernah bosan mendengar curahan hati hambaNya. Semakin kita rasa bergetar semakin mencurah kasihNya.
Ya. Rabb. Tidak mampu kami melakukannya tanpa bantuanMu. Berikanlah kami hati yang sentiasa mencintaiMu. Hati yang mencintai apa yang Engkau cintai. Hati yang menyayangi orang2 yang Engkau sayangi. Jangan biarkan kami sendiri walaupun sesaat tanpa bantuanMu. Usah biarkan hati kami yang lemah ini dikotori oleh nafsu dan iblis sehingga terhijab doa dan rayuan kami kepadaMu. Ya Ilahi, berkatilah mereka yang membaca tulisan ini moga mereka mendapat kebaikan darinya.

Sakaratul Maut

Sakaratul maut ialah suasana atau keadaan ketika hampir kematian.
Setiap kita akan menghadapinya pada suatu masa nanti.
Sakaratul maut adalah suatu keadaan yang sangat sukar dan menyakitkan.

Nabi yang mulia pun merasa sangat sakit ketika menempuh sakaratul maut.
Daripada Aisyah Radhiallahu anha berkata: "Aku melihat Rasulullah saw. sedang menghadapi sakaratul-maut dan di sisinya ada sebuah mangkuk berisi air, kemudian beliau memasukkan tangannya kedalam air sambil berdoa : "Ya Allah! berikanlah pertolongan kepadaku untuk menghadapi kepedihan mati dan sakaratul-maut". (Riwayat Tirmizi)

Mari amalkan doa ini, moga Allah memberi pertolongan dan kemudahan kepada kita pada masa menempuhi sakaratul maut nanti.

“Allah humma haw win ‘alai na fii sakara til maut”.
(Ya Allah, permudahkanlah kami menghadapi sakaratul maut).

Jangan lupa meminta ampun kepada Allah di saat menhadapi sakaratul maut kerana pintu taubat masih terbuka selagi roh belum sampai ke halkom. Jika tidak dapat disebut dengan mulut, ucapkan di dalam hati, “Astagh firullah” atau “Ya Allah ampunkan dosa-dosa aku”.

Di ketika ini kalimah yang perlu sering dilafazkan ialah “LA ILA HA ILLALLAH”.

Diharapkan ada ahli keluarga yang akan mengingatkan dan mengajarkan kita untuk menyebut “LA ILA HA ILLALLAH” di saat genting sakaratul maut nanti.

Ibnu Arabi, seorang ulama tasawuf dan ahli tafsir, waktu sedang sakaratul maut, anaknya telah mentalkinkan “LA ILA HA ILLALLAH”, beliau sebaliknya menjawab, " Tidak!!! Tidak!!! Tidak!!! " Kejadian itu sangatlah mengejutkan anaknya. Setelah agak lega sedikit, dia meminta air, lalu dihulurkan oleh anaknya. Anaknya bertanya, " Mengapa bapa menafikan kalimah syahadah? " Beliau menjawab, " Oh, tidak anakku, aku tidak mendengarnya melainkan suara syaitan yang mengajak aku megikut agama Nasrani dan Yahudi! "

Pada saat sukar ini juga, iblis pula akan datang berusaha buat kali terakhir untuk menyesatkan kita.
Font size
Jika kita terpedaya dengan pujuk rayu iblis ketika sakaratul maut maka amatlah rugi kerana mendapat kesudahan yang buruk (Su ul hotimah).

Jika kita berjaya mengatasi tipu helah iblis ketika itu maka dapatlah kita kesudahan yang baik (Husnul hotimah).

Mari amalkan doa ini, moga Allah menolong kita untuk berjaya mendapat Husnul hotimah.

“Robbana la tu ziq qulu bana bak da iz hadai tana wahab lana mil ladunka rahmah innaka antal wahab”
(Ya Allah, ya Tuhan kami, janganlah kiranya Engkau pesongkan iman kami sesudah Engkau kurniakan kepada kami petunjuk. Anugerahilah kami rahmat kerana sesungguhnya Engkau Maha Pengurnia.)

“Allah humma tim lana bi husnil hotimah, Wala tah tim ‘lai na bi su il hotimah”
(Ya Allah, dapatkanlah kami kesudahan yang baik dan jauhilah kami dari kesudahan yang buruk)

Istighfar (Mohon Keampunan)


Oleh Mohd Yusop Hassim

APABILA fikiran terganggu atau jiwa tidak tenteram, maka jangan lupa menyebut astaghfirullah'azim.

Begitu juga jika ditimpa penyakit, kehidupan berasa sempit, khuatir menjadi lemah dan inginkan kekuatan dan apabila melakukan kesalahan, maka segeralah beristighfar.
Sesungguhnya beristighfar itu adalah kunci rahmat Allah. Tujuan dan fadilatnya amat besar. Hakikat dan ganjarannya tidak terkira.

Mengapa kita beristighfar?
Kita adalah hamba-Nya yang tidak sunyi daripada kesilapan. Kita berusaha sedaya upaya untuk mengerjakan kebaikan tetapi tersilap juga. Yang demikian, kita beristighfar sebagai cara mengiktiraf diri, sebagai makhluk yang dijadikan-Nya dan hidup semata-mata untuk menyembah-Nya. Kita beristighfar semoga sentiasa beroleh niat baik-Nya. Jika kita telah mengerjakan kebaikan, maka kita akan diberi pahala. Tetapi apabila kita melakukan kesalahan, kita hendaklah segera memohon keampunan-Nya.

Ini adalah satu pengiktirafan bahawa sesungguhnya sifat sempurna itu adalah milik Allah semata-mata. Kita beristighfar kepada Allah kerana Dialah Yang Maha Besar dan Berkuasa atas segala-galanya. Malah, kita sentiasa berhajat kepada-Nya.

Bilakah masanya kita beristighfar?
Kita harus beristighfar pada setiap hari, setiap langkah setelah kita melangkah, setiap pandangan setelah kita memandang, malah setiap saat. Kita diseru beristighfar kerana padanya terdapat penghuraian bagi semua masalah yang kita hadapi. Allah berfirman yang maksudnya: Maka Aku katakan kepada mereka: Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun; nescaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakkan harta dan anak-anakmu dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.-Surah Nuh: 10-12

Beristighfar juga memberikan kekuatan kepada sesuatu umat: Dan (Dia berkata): Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, nescaya Dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.-Surah Hud: 52

Kesimpulannya ialah beristighfar merupakan huraian bagi pelbagai masalah manusia daripada ekonomi membawa kepada kesihatan. Rasulullah saw telah menggesa umatnya agar terus beristighfar. Baginda menegaskan bahawa beristighfar adalah satu cara untuk keluar daripada kesempitan, bebas dari segala keraguan dan pembuka jalan untuk mendapatkan rezeki.

Sabda baginda dalam sebuah hadis yang bermaksud: "Sesiapa yang membiasakan beristighfar, maka Allah akan tunjukkan baginya satu jalan keluar dan pada setiap keraguan itu pula satu jalan untuk menenteramkan jiwa dan Dia mencurahkan rezeki dengan tidak terkira." Rasulullah saw telah mengajar kita betapa perlunya seseorang itu beristighfar, merayu serta memohon taubat daripada Allah sebagaimana sabdanya yang bermaksud: "Sesungguhnya aku beristighfar kepada Allah 100 kali dalam sehari."

Ibnu Umar ra juga telah berkata bahawa "kami pernah mengira Rasulullah saw beristighfar sebanyak 100 kali dalam satu majlis yang maksudnya: "Ya Tuhanku, ampunilah daku. Sesungguhnya Engkaulah Penerima Taubat dan Amat Penyayang."

Sesungguhnya jika kita beristighfar 100 kali dalam sehari pun masih belum mencukupi.
Kita harus memohon ampun daripada-Nya setakat yang terdaya dengan memuji dan bersyukur atas ni'mat yang tidak terputus kepada Hamba-Nya. Justeru itu, beristighfar adalah satu jaminan bagi seorang Muslim itu untuk masuk ke syurga kerana Allah akan mengampuni dosa hamba-Nya yang memohon taubat. Rasulullah saw telah memberitahu kita bahawa sesungguhnya seorang hamba itu apabila telah melakukan maksiat dan kemudian bertaubat kepada-Nya, nescaya Allah tidak akan menulis segala kesalahannya itu dalam sijil golongan orang-orang yang berdosa. Maka gugurlah segala hukumannya itu. Perlu diingatkan bahawa janganlah seseorang itu berputus asa daripada
rahmatAllah, walau apa jua pun dosa dan kesalahan yang dilakukannya.

Sesungguhnya rahmat Allah itu luas. Allah berfirman dalam Quran yang bermaksud: Katakanlah: Hai hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa daripada rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Surah Az-Zumar: 53)

Sifat Mazmumah Yang Harus dijauhi

1. Syarrut ta‘am (banyak makan)

Iaitu terlampau banyak makan atau minum ataupun gelojoh ketika makan atau minum.
Makan dan minum yang berlebih-lebihan itu menyebabkan seseorang itu malas dan lemah serta membawa kepada banyak tidur. Ini menyebabkan kita lalai daripada menunaikan ibadah dan zikrullah.
Makan dan minum yang berlebih-lebihan adalah ditegah walaupun tidak membawa kepada lali daripada menunaikan ibadah kerana termasuk di dalam amalan membazir.
2. Syarrul kalam (banyak bercakap)

Iaitu banyak berkata-kata atau banyak bercakap.
Banyak berkata-kata itu boleh membawa kepada banyak salah, dan banyak salah itu membawa kepada banyak dosa serta menyebabkan orang yang mendengar itu mudah merasa jemu.
3. Ghadhab (pemarah)

Ia bererti sifat pemarah, iaitu marah yang bukan pada menyeru kebaikan atau menegah daripada kejahatan.
Sifat pemarah adalah senjata bagi menjaga hak dan kebenaran. Oleh kerana itu, seseorang yang tidak mempunyai sifat pemarah akan dizalimi dan akan dicerobohi hak-haknya.
Sifat pemarah yang dicela ialah marah yang bukan pada tempatnya dan tidak dengan sesuatu sebab yang benar.
4. Hasad (dengki)

Iaitu menginginkan nikmat yang diperolehi oleh orang lain hilang atau berpindah kepadanya.
Seseorang yang bersifat dengki tidak ingin melihat orang lain mendapat nikmat atau tidak ingin melihat orang lain menyerupai atau lebih daripadanya dalam sesuatu perkara yang baik. Orang yang bersifat demikian seolah-olah membangkang kepada Allah subhanahu wata‘ala kerana mengurniakan sesuatu nikmat kepada orang lain.
Orang yang berperangai seperti itu juga sentiasa dalam keadaan berdukacita dan iri hati kepada orang lain yang akhirnya menimbulkan fitnah dan hasutan yang membawa kepada bencana dan kerosakan.
5. Bakhil (kedekut)

Iaitu menahan haknya daripada dibelanjakan atau digunakan kepada jalan yang dituntut oleh agama.
Nikmat yang dikurniakan oleh Allah subhanahu wata‘ala kepada seseorang itu merupakan sebagai alat untuk membantu dirinya dan juga membantu orang lain. Oleh yang demikian, nikmat dan pemberian Allah menjadi sia-sia sekiranya tidak digunakan dan dibelanjakan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah subhanahu wata‘ala.
Lebih-lebih lagi dalam perkara-perkara yang menyempurnakan agama seperti zakat, mengerjakan haji dan memberi nafkah kepada tanggungan, maka menahan hak atau harta tersebut adalah suatu kesalahan besar di sisi agama.
6. Hubbul jah (kasihkan kemegahan)

Iaitu kasihkan kemegahan, kebesaran dan pangkat.
Perasaan inginkan kemegahan dan pangkat kebesaran menjadikan perbuatan seseorang itu tidak ikhlas kerana Allah.
Akibat daripada sifat tersebut boleh membawa kepada tipu helah sesama manusia dan boleh menyebabkan seseorang itu membelakangkan kebenaran kerana menjaga pangkat dan kebesaran.
7. Hubbud dunya (kasihkan dunia)

Ia bermaksud kasihkan dunia, iaitu mencintai perkara-perkara yang berbentuk keduniaan yang tidak membawa sebarang kebajikan di akhirat.
Banyak perkara yang diingini oleh manusia yang terdiri daripada kesenangan dan kemewahan. Di antara perkara-perkara tersebut ada perkara-perkara yang tidak dituntut oleh agama dan tidak menjadi kebajikan di akhirat.
Oleh yang demikian, kasihkan dunia itu adalah mengutamakan perkara-perkara tersebut sehingga membawa kepada lalai hatinya daripada menunaikan kewajipan-kewajipan kepada Allah.
Namun begitu, menjadikan dunia sebagai jalan untuk menuju keredhaan Allah bukanlah suatu kesalahan.
8. Takabbur (sombong)

Iaitu membesarkan diri atau berkelakuan sombong dan bongkak.
Orang yang takabbur itu memandang dirinya lebih mulia dan lebih tinggi pangkatnya daripada orang lain serta memandang orang lain itu hina dan rendah pangkat.
Sifat takabbur ini tiada sebarang faedah malah membawa kepada kebencian Allah dan juga manusia dan kadangkala membawa kepada keluar daripada agama kerana enggan tunduk kepada kebenaran.
9. ‘Ujub (bangga diri)

Iaitu merasai atau menyangkakan dirinya lebih sempurna.
Orang yang bersifat ‘ujub adalah orang yang timbul di dalam hatinya sangkaan bahawa dia adalah seorang yang lebih sempurna dari segi pelajarannya, amalannya, kekayaannya atau sebagainya dan ia menyangka bahawa orang lain tidak berupaya melakukan sebagaimana yang dia lakukan.
Dengan itu, maka timbullah perasaan menghina dan memperkecil-kecilkan orang lain dan lupa bahawa tiap-tiap sesuatu itu ada kelebihannya.
10. Riya’ (menunjuk-nunjuk)

Iaitu memperlihatkan dan menunjuk-nunjuk amalan kepada orang lain.
Setiap amalan yang dilakukan dengan tujuan menunjuk-nunjuk akan hilanglah keikhlasan dan menyimpang dari tujuan asal untuk beribadah kepada Allah semata-mata.
Orang yang riya’ adalah sia-sia segala amalannya kerana niatnya telah menyimpang disebabkan inginkan pujian daripada manusia.

10 Pesan Rasulullah SAW

Ada sepuluh pesan Rasulullah SAW yang mengajarkan kita praktis mengusir iblis dan bala tenteranya jika menyerang kita dengan rayuan-rayuan yang menyebabkan kita terjerumus ke dalam jurang kehinaan tanpa kita sadari dengan memanfaatkan titik kelemahan kita . Mari kita memperhatikan pesan-pesan kenabian tersebut yang tertuang dalam bentuk dialog antara manusia dan setan ;

* Jika ia datang kepadamu dan berkata : “Anakmu mati”. Katakan kepadanya: “Sesengguhnya mahluk hidup diciptakan untuk mati, dan penggalan dariku (putraku) akan masuk surga. Dan hal itu membuatku gembira”.

* Jika ia datang kepadamu dan berkata : “Hartamu musnah”.Katakan kepadanya: “Segala puji bagi Allah Zat Yang Maha Memberi dan Mengambil, dan menggugurkan atasku kewajiban zakat”.

* Jika ia datang kepadamu dan berkata : “Orang-orang menzalimimu sedangkan kamu tidak menzalimi seorang pun”.Maka, katakan kepadanya :”Siksaan akan menimpa orang-orang yang berbuat zalim dan tidak menimpa orang-orang yang berbuat kebajikan ( Mukhsinin)”.

*jika ia datang kepadamu dan berkata :”Betapa banyak kebaikanmu”, dengan tujuan menjerumuskan untuk bangga diri (Ujub). Maka ia katakan kepadanya :”Kejelekan-kejelekanku jauh lebih banyak dari pada kebaikanku”.

* jika ia datang kepadamu dan berkata :”Alangkah banyaknya shalatmu”. Maka katakan :”Kelalaianku lebih banyak dibanding shalatku”.

*Dan jika ia datang dan berkata :”Betapa banyak kamu bersedekah kepada orang-orang”. Maka katakan kepadanya :”Apa yang saya terima dari Allah jauh lebih banyak dari yang saya sedekahkan”.

*Dan jika ia berkata kepadamu :"Betapa banyak orang yang menzalimimu”. Maka katakan kepadanya :”Orang-orang yang kuzalimi lebih banyak”.

*Dan jika ia berkata kepadamu :"Betapa banyak amalmu”. Maka katakan :”Betapa seringnya aku bermaksiat”.

*Dan jika ia datang kepadamu dan berkata :"Minumlah minum-minuman keras!” Maka katakan :"Saya tidak akan mengerjakan maksiat”.

*Dan jika ia datang kepadamu dan berkata :"Mengapa kamu tidak mencintai dunia ?” Maka katakan :"Aku tidak mencintainya dan telah banyak orang lain yang tertipu olehnya”.