Islam pada akhir zaman


An-Nawwas bin Sim’an r.a berkata: Pada suatu pagi Rasulullah s.a.w menyampaikan hal ehwal Dajjal. Kadang-kadang suara baginda terdengar mendatar dan kadang-kadang keras, sehingga kami mengira Dajjal berada di sekitar kebun Madinah. Ketika kami kembali, baginda mengetahui ada sesuatu yang sedang kami fikirkan. Baginda bertanya: Ada apa dengan kalian? Kami menjawab: Wahai Rasulullah s.a.w, pagi tadi engkau menyebut perihal Dajjal, kadang-kadang suaramu terdengar mendatar dan kadang-kadang keras, sehingga kami mengira Dajjal berada di sekitar kebun yang ada di sini. Baginda bersabda: Bukan Dajjal yang paling aku takutkan akan memperdayai kalian, sebab jika Dajjal muncul di saat aku masih hidup, maka aku akan mengatasinya langsung dan menjaga kalian darinya. Dan jika ia muncul ketika aku telah tiada, maka setiap orang akan dapat mengatasinya dengan mudah, Allah lah yang akan mengambil perananku untuk menjaga setiap muslim.

Sesungguhnya saat muncul, Dajjal adalah seorang pemuda berambut sangat kerinting, matanya menonjol keluar, seperti mirip dengan Abdul ‘Uzza bin Qathan. Barangsiapa di antara kalian yang melihatnya, maka hendaknya membacakan ayat-ayat pertama surah Al-Kahfi. Ia muncul di sebuah jalan yang terletak antara Syam dan Iraq, lalu membuat kerosakan di kanan dan di kiri. Wahai hamba-hamba Allah, bertahanlah.

Kami bertanya: Wahai Rasulullah, berapa lama dia tinggal di bumi? Baginda menjawab: Empat puluh hari. Sehari seperti setahun, sehari lagi seperti sebulan, sehari lagi seperti seminggu dan hari-hari yang lainnya sana seperti hari-hari yang biasa kamu alami. Kami berkata: Wahai Rasulullah, tentang satu hari yang sama seperti setahun, apakah kami cukup melakukan solat seperti hari biasa (lima kali sepanjang tahun)? Baginda menjawab: Tidak, akan tetapi perkirakanlah jarak waktunya.

Kami berkata: Wahai Rasulullah, bagaimana kecepatan perjalanan Dajjal di bumi? Baginda menjawab: Seperti hujan yang ditiup angin. Dajjal mendatangi sesuatu kaum dan mengajak mereka agar menjadi pengikutnya. Mereka pun beriman dengannya dan mahu menjadi pengikutnya. Saat itu juga Dajjal menyuruh awan untuk menurunkan hujan , maka turunlah hujan, dan menyuruh bumi untuk menumbuhkan tanam-tanaman sehingga haiwan-haiwan peliharaan kaum tersebut bertambah besar, susunya bertambah banyak dan badannya bertambah gemuk.

Kemudian Dajjal mendatangi kaum yang lain, dia mengajak mereka agar menjadi pengikutnya, tapi mereka menolak. Setelah Dajjal meninggalkan mereka, maka pada pagi harinya tanah mereka menjadi kering dan harta mereka musnah. Dajjal melewati tempat peninggalan yang lama, lalu berkata: Keluarkanlah harta yang terpendam di tanahmu! Maka keluarlah harta Qarun yang terpendam di dalamnya dan mengikuti Dajjal seperti lebah-lebah jantan yang mengikuti ratunya.

Setelah itu Dajjal memanggil seorang anak muda belia, lalu menebaskan pedangnya ke arah tubuh pemuda tersebut hingga terbelah menjadi dua dengan tepat sekali. Setelah pemuda itu dihidupkan kembali, Dajjal memanggilnya lagi dan mengajaknya agar menjadi pengikutnya. Sang pemuda hanya menghadap kepadanya dengan wajah yang tampak tegar dan ketawa. [Dalam hadith lain dikisahkan bahawa setelah pemuda itu dihidupkan, maka dia lebih yakin bahawa Dajjal itu pembohong yang besar lalu diberitahu kepada orang ramai akan siapa Dajjal. Pemuda itu akhirnya dicampakkan ke dalam kobaran api yang disangkakan oleh pengikut Dajjal adalah neraka, padahal pemuda itu masuk syurga].

Dalam keadaan seperti itulah Allah Ta’ala mengirimkan Isa a.s putera Maryam. Isa turun di Manarah Baidha’ yang terletak di sebelah timur Kota Damaskus dengan memakai dua pakaian yang dicelup. Dia meletakkan tangannya di celah-celah sayap dua malaikat. Jika Isa menundukkan kepalanya, maka titik-titik air jatuh darinya dan apabila mengangkat tegak kepalanya, maka bercucurlah air darinya seperti butir-butir mutiara yang jatuh.

Setiap orang kafir yang merasakan hembusan nafasnya akan mati padahal hembusan nafasnya menyebar sejauh mata memandang. Isa mengejar Dajjal sampai menemukannya di daerah Bab Ludd dan membunuhnya di sana. Kemudian Isa mendatangi suatu kaum yang telah dijaga oleh Allah dari kejahatan Dajjal. Isa mengusap wajah mereka dan menerangkan kedudukan-kedudukan mereka di syurga. Dalam keadaan seperti itu Allah mewahyukan kepada Isa a.s: “Sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hambaKu (manusia) yang sangat kuat sehingga tidak ada yang sanggup berperang melawan mereka. Kerana itu, bawalah hamba-hambaKu yang taat ke gunung Thur dan berlindunglah di sana.”

Allah mengeluarkan Yakjuj dan Makjuj. Mereka bergerak dengan cepat dari segala arah. Kelompok mereka yang berada di garis depan melewati danau Thabariyah dan meminum airnya. Ketika kelompok di garis belakang tiba, mereka berkata: Sebelumnya danau ini masih penuh dengan air.

Nabi Isa dan para pengikutnya dikepung. Keadaan mereka semakin memprihatinkan sehingga satu kepala lembu yang ada di tangan mereka lebih berharga dari seratus dinar yang ada di tangan kalian saat ini. Nabi Isa a.s dan para pengikutnya berdoa kepada Allah Ta’ala. Maka Allah menjadikan ulat pada leher Yakjuj dan Makjuj sehingga esoknya mereka semua mati sekaligus.

Isa a.s dan para pengikutnya turun dari gunung, tapi seluruh tempat di daerah tersebut penuh dengan mayat dan menyebarkan bau busuk yang menyengat. Nabi Isa a.s dan para pengikutnya berdoa kepada Allah Ta’ala, maka Allah mengirimkan burung-burung besar seperti leher unta yang mengambil mayat-mayat bangsa Yakjuj dan Makjuj dan melemparkannya di tempat-tempat yang dikehendaki Allah. Lalu Allah menurunkan hujan yang sangat deras dan meliputi seluruh kota dan pendalaman sehingga tanah menjadi bersih dan licin. Kemudian dikatakan kepada bumi: Keluarkanlah buahmu dan kembalikan berkahmu.

Di masa itu sekelompok masyarakat boleh memakan buah delima dan menggunakan kulitnya untuk melindungi kepala dari sengatan matahari. Susu pun menjadi berkah sehingga susu seekor unta cukup untuk diminum oleh sekelompok masyarakat. Susu seekor lembu cukup untuk diminum oleh satu kabilah (suku) dan susu seekor kambing cukup diminum oleh sekelompok keluarga besar. Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba Allah mengirimkan angin yang sangat menyegarkan dan menghembus di bawah ketiak mereka. Bersamaan dengan hembusannya, Malaikat mencabut nyawa setiap orang mukmin dan muslim, sehingga yang tersisa di bumi adalah orang-orang yang bergelumang dengan dosa. Mereka biasa berzina di tempat terbuka seperti keldai. merekalah yang mengalami kejadian Hari Kiamat.

(Hadith Riwayat Muslim)

Sumber : Syahirul.com

Manusia Terakhir yang Memasuki Syurga


Dari Abu Hurairah r.a. katanya: “Bertanya orang banyak kepada Rasulullah s.a.w: “Apakah kami akan melihat Zat Allah di hari kiamat kelak ya Rasulullah?” Jawab baginda: “Apakah kamu terhalang memandang bulan purnama raya?” Jawab mereka itu: “Tidak!”. Berkata pula Rasulullah s.a.w: “Adakah kamu sukar melihat matahari ketika tidak awan menutupinya?” Jawab mereka itu: “Tidak tuan!” Maka berkata Rasulullah s.a.w: “Demikianlah jelasnya kamu akan dapat melihat Allah kelak.”

Kemudian Rasulullah s.a.w meneruskan perkataannya, kata beliau: “Pada hari kiamat nanti Allah akan mengumpulkan semua manusia lalu bertitah: “Hendaklah tiap-tiap orang mengikut siapa/apa yang disembahnya didunia.” Mendengar itu maka penyembah matahari mengikut matahari, penyembah bulan mengikut bulan, pemuja thoghut mengikut thoghut dan di dalam rombongan mu’min (yang belum bergerak) terdapat pula kaum munafiq.

Kemudian Allah Taala datang kepada mereka itu dengan wajah yang tidak dikenal, lalu berkata: “Aku Tuhanmu.” Maka jawab mukminin: “Kami berlindung kepada Allah dari godaanmu! Kami tidak akan bergerak dari sini sebelum datang Tuhan kami yang sejati, dan apabila Ia datang kepada kami, dapat kami mengenalNya.”

Setelah itu Allah Taala datang kepada mereka dengan rupaNya yang dikenal oleh orang-orang Mukmin itu, lalu berkata: “Aku Tuhanmu”. Maka dijawab kaum mukmin: “Benar, Engkaulah Tuhan kami, mereka itupun segera mengikutNya.” Berkata pula Rasulullah s.a.w “Nun disana di atas api neraka dibentangkan titian, maka umatkulah yang pertama menyeberang titian itu. Pada saat itu tak seorang pun dibenarkan berbicara kecuali Rasul-Rasul pesuruh Allah; seruan Rasul-Rasul ketika itu: Oh Tuhan! selamatkanlah, selamatkanlah!”

Ditengah-tengah api neraka itu terdapat banyak besi-besi melengkung seperti lengkung pancing, seperti duri sa’dan.” Kata Rasulullah s.a.w kepada sahabat-sahabat yang hadir: “Adakah kamu pernah melihat sa’dan?” Jawab mereka: “Ya!” “Seperti duri sa’dan itulah bentuk besi-besi itu, hanya saja besarnya tidak terkira, dan itu kelak yang akan mengait manusia yang sedang meniti, menurut imbangan dosa masing-masing. Yang beriman akan terlepas dari kaitannya dan yang berdosa, terkena , tetapi akhirnya dilepaskan.”

Setelah Allah selesai mengadili hamba-hambaNya dan berkehendak dan mengeluarkan penghuni neraka dengan rahmatNya, dititahkanNya kepada malaikat-malaikat untuk mengeluarkan mereka yang diberiNya rahmat, kerana di dunia mereka tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun. Malaikat-malaikat yang mendapat perintah itu pun dapat mengenal orang-orang yang berkata “tiada tuhan yang disembah kecuali Allah” dengan adanya bekas sujud sembahyang yang memang tidak dimakan api neraka.

Kemudian segeralah Malaikat-malaikat itu mengeluarkan mereka dalam keadaan hangus rentung, kemudian dituangkan ketubuh masing-masing air hidup, maka tumbuhlah masing-masing kerana air itu seperti tumbuhnya jenis biji setelah banjir surut.

Setelah hal itu selesai seluruhnya, rupanya disana masih tinggal seorang lelaki yang menghadap mukanya ke neraka dialah yang terakhir sekali masuk ke dalam syurga. Kepada Allah ia bermohon dengan bersungguh-sungguh agar mukanya dapat dipalingkan dari api neraka itu, dengan alasan bau dan nyalaannya telah menghancur luluhkan dirinya. Demikianlah permohonan itu berkali-kali diulangnya.

Kemudian Allah berkata kepadanya: “Kalau Aku kabulkan permintaan ini apakah tak ada permohonan yang lain lagi?” Jawab orang itu: “Tidak!” dan ia berjanji keras kepada Allah bahawa ia tidak akan meminta sesuatu apapun lagi. Permohonan orang itu pun dikabulkan Allah Taala. Setelah terlihat olehnya kemewahan syurga, terdiamlah ia beberapa lama.

Kemudian ia bermohon lagi kepada Allah agar dapat disampaikan ke pintu syurga itu, Berkata Allah kepadanya: “Bukankah engkau telah berjanji keras tak akan meminta apa-apa lagi? Celaka anak Adam ini! Alangkah pemungkirnya!” Maka orang itupun bermohon kedua kalinya kepada Allah serta berjanji pula tak akan menambah permohonannya lagi.

Setelah permohonan orang itu dikabulkan Allah dan terlihatnya kemewahan syurga, terdiamlah ia beberapa lama. Kemudian ia bermohon kepada Allah magar dapat disampaikan ke pintu syurga. Setelah ia tiba di sana terbukalah pintu syurga itu selebar-lebarnya, dan dilihatnya segala kenikmatan dan kegembiraan, kemewahan yang ada di dalamnya. Dia tercengang takjub dan tak dapat berkata-kata. Kemudian ia bermohon pula ketiga kalinya agar dapat dimasukkan ke dalamnya, seraya berjanji seperti janji yang lampau. “Alangkah pemungkirnya kamu hai anak Adam!” kata Allah Taala kepadanya. Jawabnya: “Oh Tuhan! jangan kiranya hamba ini menjadi orang-orang yang celaka.” Demikianlah permohonan itu diulang-ulang, akhirnya tertawalah Allah Taala seraya bertitah: “Masuklah engkau ke dalam syurga ini!”

Maka apabila masuk ke dalamnya , bertitahlah Allah: “Sekarang dapatlah engkau mencita-citakan apa saja keinginanmu!” Orang itupun segera bermohon berbagai-bagai permintaan dan mencita-cita bermacam-macam kenikmatan sehingga Allah Taala memperingatkannya kepada soal-soal yang tertentu dari kenikmatan yang tak diketahuinya. Akhirnya apabila orang itu telah merasa puas, berkatalah Allah Taala kepadanya: “Nikmatilah kemewahan yang telah ada ini, bahkan akan ditambah lagi dengan berbagai nikmat sebanyak itu pula. (Hadith Sahih Riwayat Imam Muslim)

Dalam hadith lain diceritakan:

Abdullah bin Mas’ud r.a katanya: Rasulullah s.a.w bersabda: Sesungguhnya aku benar-benar tahu ahli Neraka yang terakhir keluar dari sana dan ahli Syurga yang terakhir masuk ke Syurga iaitu seseorang yang keluar dari Neraka secara merangkak lalu Allah Taala berfirman kepadanya: Pergilah, masuklah ke dalam Syurga, maka dia pun mendatangi Syurga, tetapi terlintas di fikirannya bahawa Syurga itu telah pun dipenuhi. Oleh itu dia kembali dan berkata: Wahai Tuhanku, aku telah temui Syurga itu namun ianya telah penuh. Allah Taala berfirman: Pergilah, masuklah ke dalam Syurga, maka dia pun mendatangi Syurga, tetapi terlintas di fikirannya bahawa Syurga itu telah dipenuhi lalu kembali semula dan berkata: Wahai Tuhanku, aku telah temui Syurga itu tetapi ianya telah penuh. Allah berfirman: Pergilah, masuklah ke dalam Syurga kerana sesungguhnya ianya untukmu seumpama dunia dan sepuluh kali gandanya atau sesungguhnya ianya bagimu sepuluh kali ganda dunia. Lelaki itu berkata: Adakah Engkau mengejekku atau mempermain-mainkan aku, kerana Engkau adalah Maharaja? Maka Abdullah bin Mas’ud berkata: Aku benar-benar melihat Rasulullah s.a.w tertawa sehingga ternampak gigi geraham baginda dan dikatakan: Itulah Ahli Syurga yang paling rendah kedudukannya. (Hadith Sahih Riwayat Imam Muslim)

Sumber : Syahirul.com

Ciri-ciri Individu Muslim


20 Amalan Murah Rezeki



1. Menyempatkan diri :


"Wahai anak Adam, sempatkanlah untuk menyembah-Ku maka Aku akan membuat hatimu kaya dan menutup kefakiranmu. Jika tidak melakukannya maka Aku akan penuhi tanganmu dengan kesibukan dan Aku tidak menutup kefakiranmu." (Riwayat Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abu Hurairah r.a.)

2. Memperbanyak istighfar
Istighfar adalah rintihan dan pengakuan dosa seorang hamba di depan Allah
, yang menjadi sebab Allah jatuh kasih dan kasihan pada hamba-Nya lalu Dia berkenan melapangkan jiwa dan kehidupan si hamba. Sabda Nabi s.a.w.:

"Barang siapa memperbanyak istighfar maka Allah s.w.t akan menghapuskan segala kedukaannya, menyelesaikan segala masalahnya dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka." (Riwayat Ahmad, Abu Daud, an-Nasa'i, Ibnu Majah dan al-Hakim dari Abdullah bin Abbas r.a.)

3. Tinggalkan perbuatan dosa
Istighfar tidak laku di sisi Allah
jika masih buat dosa. Dosa bukan saja membuat hati resah malah menutup pintu rezeki. Sabda Nabi s.a.w.:

"… dan seorang lelaki akan diharamkan baginya rezeki kerana dosa yang dibuatnya." (Riwayat at-Tirmizi)

4. Sentiasa ingat Allah
Banyak ingat Allah
buatkan hati tenang dan kehidupan terasa lapang. Ini rezeki yang hanya Allah beri kepada orang beriman. Firman-Nya:

"(iaitu) orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingati Allah . Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenteram." (Ar-Ra'd: 28)

5. Berbakti dan mendoakan ibu bapa
Dalam hadis riwayat Imam Ahmad, Rasulullah s.a.w. berpesan agar siapa yang ingin panjang umur dan ditambahi rezekinya, hendaklah berbakti kepada ibu bapanya dan menyambung tali kekeluargaan. Baginda s.a.w. juga bersabda:

"Siapa berbakti kepada ibu bapanya maka kebahagiaanlah buatnya dan Allah akan memanjangkan umurnya." (Riwayat Abu Ya'ala, at-Tabrani, al-Asybahani dan al-Hakim)

Mendoakan ibu bapa juga menjadi sebab mengalirnya rezeki, berdasarkan sabda Nabi s.a.w.:

"Apabila hamba itu meninggalkan berdoa kepada kedua orang tuanya nescaya terputuslah rezeki (Allah ) daripadanya." (Riwayat al-Hakim dan ad-Dailami)

6. Berbuat baik dan menolong orang yang lemah
Berbuat baik kepada orang yang lemah ini termasuklah menggembirakan dan meraikan orang tua, orang sakit, anak yatim dan fakir miskin, juga isteri dan anak-anak yang masih kecil. Sabda Nabi s.a.w.:

"Tidaklah kamu diberi pertolongan dan diberi rezeki melainkan kerana orang-orang lemah di kalangan kamu." (Riwayat Bukhari)

7. Tunaikan hajat orang lain
Menunaikan hajat orang menjadi sebab Allah
lapangkan rezeki dalam bentuk tertunainya hajat sendiri, seperti sabda Nabi s.a.w.:

"Siapa yang menunaikan hajat saudaranya maka Allah akan menunaikan hajatnya…" (Riwayat Muslim)

8. Banyak berselawat
Ada hadis yang menganjurkan berselawat jika hajat atau cita-cita tidak tertunai kerana selawat itu dapat menghilangkan kesusahan, kesedihan, dan kesukaran serta meluaskan rezeki dan menyebabkan terlaksananya semua hajat. Wallahu a'lam.

9. Buat kebajikan banyak-banyak
Ibnu Abbas berkata:

"Sesungguhnya kebajikan itu memberi cahaya kepada hati, kemurahan rezeki, kekuatan jasad dan disayangi oleh makhluk yang lain. Manakala kejahatan pula boleh menggelapkan rupa, menggelapkan hati, melemahkan tubuh, sempit rezeki dan makhluk lain mengutuknya."

10. Berpagi-pagi
Menurut Rasulullah s.a.w., berpagi-pagi (memulakan aktiviti harian sebaik-baik selesai solat Subuh berjemaah) adalah amalan yang berkat.

11. Menjalin silaturrahim
Nabi s.a.w. bersabda:

"Barang siapa ingin dilapangkan rezekinya dan dilambatkan ajalnya maka hendaklah dia menghubungi sanak-saudaranya." (Riwayat Bukhari)

12. Melazimi kekal berwuduk
Seorang Arab desa menemui Rasulullah s.a.w. dan meminta pedoman mengenai beberapa perkara termasuk mahu dimurahkan rezeki oleh Allah
. Baginda s.a.w. bersabda:

"Sentiasalah berada dalam keadaan bersih (dari hadas) nescaya Allah akan memurahkan rezeki." (Diriwayatkan daripada Sayidina Khalid al-Walid)

13. Bersedekah
Sedekah mengundang rahmat Allah
dan menjadi sebab Allah buka pintu rezeki. Nabi s.a.w. bersabda kepada Zubair bin al-Awwam:

"Hai Zubair, ketahuilah bahawa kunci rezeki hamba itu ditentang Arasy, yang dikirim oleh Allah azza wajalla kepada setiap hamba sekadar nafkahnya. Maka siapa yang membanyakkan pemberian kepada orang lain, nescaya Allah membanyakkan baginya. Dan siapa yang menyedikitkan, nescaya Allah menyedikitkan baginya." (Riwayat ad-Daruquthni dari Anas r.a.)

14. Melazimi solat malam (tahajud)
Ada keterangan bahawa amalan solat tahajjud memudahkan memperoleh rezeki, menjadi sebab seseorang itu dipercayai dan dihormati orang dan doanya dimakbulkan Allah
.

15. Melazimi solat Dhuha
Amalan solat Dhuha yang dibuat waktu orang sedang sibuk dengan urusan dunia (aktiviti harian), juga mempunyai rahsia tersendiri. Firman Allah
dalam hadis qudsi:

"Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (solat Dhuha), nanti pasti akan Aku cukupkan keperluanmu pada petang harinya." (Riwayat al-Hakim dan Thabrani)

16. Bersyukur kepada Allah
Syukur ertinya mengakui segala pemberian dan nikmat dari Allah
. Lawannya adalah kufur nikmat. Allah berfirman:

"Demi sesungguhnya! Jika kamu bersyukur, nescaya Aku tambahi nikmat-Ku kepadamu, dan demi sesungguhnya jika kamu kufur, sesungguhnya azab-Ku amat keras." (Ibrahim: 7) Firman-Nya lagi: "… dan Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (Ali Imran: 145)

17. Mengamalkan zikir dan bacaan ayat Quran tertentu
Zikir dari ayat-ayat al-Quran atau asma'ul husna selain menenangkan, menjenihkan dan melunakkan hati, ia mengandungi fadilat khusus untuk keluasan ilmu, terbukanya pintu hidayah, dimudahkan faham agama, diberi kemanisan iman dan dilapangkan rezeki.

Misalnya, dua ayat terakhir surah at-Taubah (ayat 128-129) jika dibaca secara konsisten tujuh kali setiap kali lepas solat, dikatakan boleh menjadi sebab Allah lapangkan kehidupan dan murahkan rezeki.

Salah satu nama Allah , al-Fattah (Maha Membukakan) dikatakan dapat menjadi sebab dibukakan pintu rezeki jika diwiridkan selalu; misalnya dibaca "Ya Allah ya Fattah" berulang-ulang, diiringi doa: "Ya Allah , bukalah hati kami untuk mengenali-Mu, bukalah pintu rahmat dan keampunan-Mu, ya Fattah ya 'Alim." Ada juga hadis menyebut, siapa amalkan baca surah al-Waqi'ah setiap malam, dia tidak akan ditimpa kepapaan. Wallahu a'lam.

18. Berdoa
Berdoa menjadikan seorang hamba dekat dengan Allah
, penuh bergantung dan mengharap pada rahmat dan pemberian dari-Nya. Dalam al-Quran, Allah suruh kita meminta kepada-Nya, nescaya Dia akan perkenankan.

19. Berikhtiar sehabisnya
Siapa berusaha, dia akan dapat. Ini sunnatullah. Dalam satu hadis sahih dikatakan bahawa Allah
berikan dunia kepada orang yang dicintai-Nya dan yang tidak dicintai-Nya, tapi agama hanya Allah beri kepada orang yang dicintai-Nya saja. (Riwayat Ahmad, Ibnu Abi Syaibah dan al-Hakim)

Bagi orang beriman, tentulah dia perlu mencari sebab-sebab yang boleh membawa kepada murah rezeki dalam skop yang luas. Misalnya, hendak tenang dibacanya Quran, hendak dapat anak yang baik dididiknya sejak anak dalam rahim lagi, hendak sihat dijaganya pemakanan dan makan yang baik dan halal, hendak dapat jiran yang baik dia sendiri berusaha jadi baik, hendak rezeki berkat dijauhinya yang haram, dan sebagainya.

20. Bertawakal
Dengan tawakal, seseorang itu akan direzekikan rasa kaya dengan Allah
. Firman-Nya:

"Barang siapa bertawakal kepada Allah , nescaya Allah mencukupkan (keperluannya) ." (At-Thalaq: 3)

Nabi s.a.w. bersabda:

"Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar tawakal, nescaya kamu diberi rezeki seperti burung diberi rezeki, ia pagi hari lapar dan petang hari telah kenyang." (Riwayat Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban, al-Hakim dari Umar bin al-Khattab r.a.)